Selamat datang di Blog yang sederhana ini. Mari Share tentang dunia Adventure :)
Semoga Bermanfaat ! :)

LAWU 3265 Mdpl “Dalam Pelukan Sebuah Kabut”

>> Kamis, 01 Maret 2012





Ketika Alm menjadi sahabat, kita akan merasakan keindahan dan kedamaiannya. Tetapi ketika Alam tak lagi bersahabat , kita tak bisa mengelaknya.
Seperti halnya Gunung Lawu. Gunung sakral yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, tepatnya Magetan-Karang Anyar. Pada Bulan-bulan Desember seperti sekarang, tentunya cuaca tidak mendukung untuk melakukan pendakian. Tetapi rencan sudah matang, tekad tetap bulat semua dilakukan. Walaupun sehari sebelumnya ada kabar pendakian ditutup dikarenakan ada seorang mahasiswa yang meninggal. Itupun tak jadi penghambat untuk melakukan pendakian.
Sabtu, 24 Desember 2011
Seperti biasa, masih dengan Tim PA sekolah , yakni PA Bhawana Jaya. Kami mengadakan Ekspedisi pendakian ke gunung Lawu, untuk agenda liburan semester 1. Perjalanan dari Mojokerto menuju Magetan memakan waktu kurang lebih 5 jam. Saat itu anggota yang berangkat cukup banyak yakni 24 orang dengan tambahan orang luar yakni teman-teman dari pembina.
Kami mengambil start pendakian melalui Cemoro Sewu. Saat kami sampai di Pos Cemoro Sewu, ujan pun menyambut dengan derasnya. Akhirnya diputuskan untuk menunggu hujan reda, diisi dengan istirahat,sholat dan makan. Akhirnya hujan reda pukul 17.00. Setelah melakukan regristrasi semua tim berangkat memulai pendakian. Pendakian dimulai pukul 17.00 dibawah rintik ujan yang tak begitu deras melalui medan yang berbatu dengan pemandangan banyak pohon cemara. Tak salah jika pos pendakian ini dimamakan Cemoro Sewu. Beberapa saat kemudian sampai di “Sendang Panguripan” suatu tempat sumber mata air. Semua botol diisi untuk persediaan air. Tak lama kemudian sampai di Pos I. Masi sempat meikmati sun set di Pos I.

 
Lanjut perjalanan menuju Pos II. Trekking yang disuguhkan sangat menantang dengan jalanan yang menanjak dan berbatu. Yang cukup menguras Energi. Aku yang membawa Carrier berisi 2 tenda rasanya ampir putus asa, tapi setela ingat omongan dari seseorang dari tim yang cukup membuatku geram, dengan semangat aku berjalan. Walaupun aku perempuan akan kubuktikan aku kuat membawa tas ini sampai puncak.
Setapak demi setapak bebatuan yang kulalui akhirnya sampai juga di Pos II , perjalanan dari Pos I ke Pos II yang begitu jauh dan memakan waktu yang lumayan. Sampai di Pos II sekitar pukul 21.00. semua memutuskan untuk bermalam disini. Yang perempuan tidur di Pos II , dan yang Laki-laki membangun tenda di depan Pos.
Semakin malam, semakin dingin, hujan pun mulai turun dengan derasnya. Banyak pendaki lain yang turut berteduh di Pos II ini. Tenda yang dibangun dibawah Pos II akhirnya kami bongkar untuk berbagi tempat dengan yang lain. Tidurpun dengan alas matras seadanya berdesakan dengan pendaki yang lain demi “Kebersamaan”


Minggu, 25 Desember 2011
Pukul 05.00 pagi aku terbangun dari tidur. Menikmati segarnya pagi yang semalam diguyur dinginnya air hujan yang penuh ramat. Segera kupersiapkan saRapan pagi, walaupun itu anya roti dan susu yang penting bisa menjanggal perut dan mengisi tenaga untuk perjalanan selanjutnya. Tak lupa mengabadikan foto di pos II ini. setelah kenyang sarapan pagi, kembali ku packing carrierKu. Melanjutkan pejalanan menuju Pos Berikutnya yakni pos III.
Perjalanan dari Pos II meuju pos III trekking lebih menyiksa bebatuan terus menanja , rasanya tak ada kata ampun untuk terus mendaki. Pos III pun terlewati. Saat itu cuaca cukup mendukung, kam lanjut menuju Pos IV. Masih bengan trekking yang sama malah lebih menajakdan diantara kanan dan kiri diberi pagar pengaman. Pos IV hanya berupa dataran kapur yang tak begitu luas. Tapi view pemandangan yang disuguhkan sangat amazing. Pos IV menuju Pos berikutnya jaraknya tak begitu jauh tetapi masih tetap menajak. Rasaya tak ada sedikitpun dataran untuk mengistirahatkan kaki. Sampai pos V , pos ini hanya berupa dataran yang cukup luas. Cukup digunakan untuk mendirikan banyak tenda. Masih ada warung yang sederhana kami memutuskan berteduh di warung tersebut untuk menunggu anggota tim yng lain , karena pada saat itu hujan kembali mulai turun.
Perjalanan selanjutnya meuju “Sendang Drajat” yakni sumber mata air yang biasa digunakan para peziarah untuk mencari ketenangan yang mereka percaya. Pos V menuju Sendang Drajat treking yang dilalui cukup landai tetapi jalanan sempitdengan view yang bagus. Sampai di Sendang Drajat lanjut perjalanan meuju “Hargo Dalem” untuk tempat nge-camp kami di malam ke 2.  Sampai di Hargo Dalem pukul 13.00. saat itu cuaca berkabut. Semua mengambil keputusan . jika kabut reda dilanjut ke puncak hari ini juga, tapi jika kabut tak kunjung reda, Summit Attack akan dilakukan besok pagi.
Akhirnya tak lama menunggu kabut pun mereda. Semua menyiapkan diri untuk Summit Attack menuju puncak Hargo Dumillah. Puncak tertinggi Gunung Lawu. Perjalanan dari Hargo dalem menuju Hargo Dumillah hanya memakan waktu setenga jam. Dibelakang Hargo Dalem kami temukan Rumah Botol yang begitu unik. Tak tau siapa yang membangunnya tetapi rumah ini sangat unik terbuat dari tumpukan botol-botol bekas yang mungkin hasil dari pendaki yang meninggalkan dan membiarkannya disini. Setelah setangah jam berjalan akhirnya Puncak Hargo Dumillah terlihat. Terlihat disana tugu kokh besa berdiri dengan pucuk atasnya berkibar dengn suci bendea Merah Putih.
“Alamdulillah dan Subhanallah” , hanya kata itu yang terucap dalam hati. Dalam hati ku menangis bahagia, bangga dan semua rasa emosi setelah melakukan perjalanan menanjak menuju puncak ini semua terhapus terbayar lunas sudah.
Di puncak ini aku termenung terdiam. Aku merasakan aku sadar setelah lama nerjalan, melalui medan yang hampir membuatku putus asa karena membawa beban yang berat. Aku sadar, mungkin aku tak bisa sampai di puncak ini tanpa dukungan teman-teman yang selalu memberi semangat, tanpa izin orang tua yang mendoakan, dan tanpa keyakinan diri sendiri yang kumiliki. Mungkin puncak ini takkan kupijaki, aku sadar aku bukan siapa-siapa siatas sini, melawan kejamnya alam mungkin aku sudah tiada. Karena kabut yang bersahabat aku bertahan dan sampai di puncak ini. Aku hanyalah secuil ciptaan-Nya yang bukan apa-apa jika berada di puncak ini. dibandingkan dengan apa yang kupijaki saai ini. sungguh Allah Maha Sempurna.
Kabut tebal dan angin dingin mulai naik. Pertanda badai akan datang , sebelum terjebak badai, sesegera kami kembali turun menuju Hargo Dalem. Di Hargo Dalem ini kami semua akan bemalam. Dengan suhu yang emakin menurun semua mencoba menghangatkan badan dengan membuat perapian api unggun. Rasanya menunggu pagi di atas ketinggian sangat lama sekali. Tak jaang aku terbangun melihat jam, kok masih saja belum pagi. Udara semakin dingin. Semua tidur dengan berbagi SB.

Senin, 26 Desember 2011
Pagi pun menjelang, sesegera aku keluar untuk menikmati segarnya pagi ini. Tapi sayang, pagi ini kabut begitu tebal dan tak bersahabat. Aku tak bisa  menikmati indahnya sun rise. Sementara yang lain menyiapkan sarapan pagi, aku dan rekanku mencoba berjalan-jalan ke pasar setan. Konon katanya pasar setan ini pasarnya makhluk halus. Disini banyak ditemui bebatuan yang tersusun vetikal keatas. Tapi anehnya batu batu yang tersusun ini tak juga roboh. Puas menikmati pasar setan aku dan yang lain kembali ke Hargo Dalem untuk sarapan pagi.
Setelah kenyang sarapan pagi, kembali ku packing carrierKu untuk persiapan perjalanan pulang. Saat itu kami turun sekitar pukul 08.00 pagi. Cuaca sangat cerah , kabut tebal mulai turun berganti panas matahari yang menyengat. Subhanallah , awan telihat jelas dibawahku , aku beada diatas awan. Senangnya , view pemandangan yang disuguhkan luar biasa. Aku bisa melihat puncak arjuno yang berselimut kabut. Bahkan Puncak Penanggungan pun terlihat begitu kecil diatas sini. Tak lupa kembali kuabadikan moment penting ini.
Sedikit jauh kami menurun kembali kabut meulai naik dan angin dengan kencangnya berhembus. Menciptakan suaragesegan antara dedaunan pohon sekitar. Sunggu suara alam yang merindukan. Semuanya masi tetap berjalan dengan tenang. Walaupun sesekali aku ampir terseret angin karena beban berat yang kubawa.
Perjalanan turun tentunya lebi cepat dari pada perjalanan naik. Perjalanan turun dari Hargo Dalem menuju Pos Cemoro Sewu memakan waktu kurang lebi 5 jam. Kami sampai di pos Cemoro Sewu oukul 13.00. semuanya langsung bersih Diri dan segera makan sembari menunggu mobil jemputan. Semua wajah yang kulihat tampak lelah tetapi dibalik itu semua mereka puas dengan segalanya.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

About This Blog

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP